Sunday, November 21, 2010

Formula 7 Langkah Penyutradaraan

Oleh Peter D Marshall

Saya telah bekerja secara profesional di bidang film dan TV selama 37 tahun. Selama waktu itu, saya memiliki kesempatan untuk bekerja pada industri film, film pendidikan, dokumenter, iklan, video musik, episode TV, Film televisi, Indie, dan feature film Hollywood.

Saya telah bekerja dengan puluhan sutradara yang baik, biasa-biasa saja dan buruk - serta ratusan aktor yang baik, biasa-biasa saja dan buruk. Saya sudah membaca sekitar 100 naskah yang belum diproduksi: dari beberapa yang sangat buruk hingga saya tidak bisa melewati 10 pertama halaman, sampai pada script yang kemudian memenangkan Academy Awards.

Saya juga memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berbulan-bulan mengajar dan membimbing mahasiswa film selama mereka menulis, mempersiapkan dan merekam film pendek mereka sendiri.

Saya percaya tahun-tahun saya di "ranah produksi film" telah memberi saya wawasan yang unik dalam menemukan jawaban atas pertanyaan: "Apakah ada rumus, atau panduan, yang bisa diikuti sutradara film (di mana saja di dunia), yang akan membantu mereka membuat film yang sukses dan menarik? "

Saya yakin jawabannya adalah “ADA”.

Dan omong-omong, definisi saya tentang film yang baik (dokumenter atau drama) adalah "seni visual yang menceritakan sebuah cerita menarik dengan karakter yang dapat dipercaya."

Menurut pendapat saya, sutradara yang belum berpengalaman (atau berpengalaman, tapi malas)  menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mencari tahu cara mengambil gambar (shot-shot yang keren dan angle kreatif) sebelum memahami bagaimana ceritanya dan mengetahui karakter yang diinginkan.

Saya berani menyatakan secara terbuka bahwa ini adalah cara yang salah untuk menyutradarai sebuah film!

Kenapa? Karena saya sangat percaya bahwa untuk berhasil membuat "visual yang menceritakan sebuah cerita menarik dengan karakter yang dapat dipercaya", Anda harus mengikuti formula 7-langkah sebagai berikut:


LANGKAH 1: KAJIAN PERILAKU MANUSIA

Apa yang saya maksud dengan kajian perilaku manusia?

"Sifat manusia adalah konsep bahwa ada satu set yang melekat membedakan karakteristik, termasuk cara berpikir, perasaan dan tindakan, bahwa manusia cenderung memiliki." (http://www.ask.com/wiki/Human_nature)

Dengan kata lain, studi tentang perilaku manusia adalah tentang:

a. Apa yang menjadi perhatian kita?
b. Mengapa kita melakukan sesuatu?

Setelah Anda mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, anda akan memiliki ide yang lebih baik tentang bagaimana karakter dalam naskah anda harus berinteraksi satu sama lain, serta memiliki "alat psikologis" yang tepat untuk mengarahkan aktor di dalam set.

Sesuatu yang baik tentang perilaku manusia adalah bahwa hal itu dapat diamati, dan sebagai pencerita, pertama kita harus mengamati cara orang bereaksi terhadap situasi dan keadaan yang berbeda, dalam rangka memahami Bagaimana dan Mengapa perilaku mereka berubah.

Sebagai seorang sutradara, anda harus menjadi "saksi" untuk perilaku manusia. Anda perlu masuk ke dalam kebiasaan mengamati orang lain tentang kehidupan sehari-hari mereka, sehingga anda dapat mengetahui apa yang memotivasi mereka untuk mengambil tindakan.

Setelah Anda tahu apa yang memotivasi seseorang untuk mencapai kebutuhan mereka sehari-hari, Anda akan memiliki pengetahuan untuk lebih memahami cerita yang akan anda sampaikan, dan Anda akan merasa lebih percaya diri membantu aktor anda dalam mencapai performance yang dipercaya.

LANGKAH 2: CERITA

Ada banyak aspek persiapan sutradara di setiap film atau TV show, tetapi yang pertama, dan bagian terpenting dari pekerjaan Anda, adalah untuk memahami setiap detail tentang cerita: tempat seperti apa yang diperlukan; siapa karakternya, dan apa yang terjadi pada mereka.

Ketika Anda pertama kali membaca naskah, berikut adalah beberapa dari banyak pertanyaan yang perlu anda jawab untuk membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah pada naskah:


        a.       Tentang apa ceritanya?
        b.      Apakah cerita itu masuk akal?
        c.       Masalah apa yang harus diselesaikan?
        d.      Kejadian apa yang bisa mengaitkan penonton?
        e.       Apa plotnya? (Aksi)
        f.       Apa subplotnya? (Tema)

Memahami cerita membutuhkan waktu yang banyak dari Anda karena Anda perlu menggali lebih dalam cerita serta strukturnya, dengan menganalisa setiap babak individu dalam naskah untuk mencari tahu tentang apa, apa yang berhasil dan apa yang tidak, dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti:

a. Apa maksud dari scene itu?
b. Apa saja poin dari ceritanya?
c. Dimana scene yang mendebarkan?
d. Dimana klimaks cerita?
e. Apa resolusinya?
f. Apa garis penting dari dialog?

Mem-breakdown naskah akan menjadi proses yang tidak pernah berakhir. Setiap kali Anda membaca naskah, Anda akan menemukan sesuatu yang tidak anda tahu tentang cerita atau karakter.

Dan naskah juga akan terus berevolusi. Dia akan berubah karena catatan kreatif Anda, perubahan penulisan, perubahan aktor, perubahan produser, perubahan studio dan ketersediaan lokasi.

Tapi selama Anda tahu tentang apa ceritanya, dan di mana cerita itu terjadi, Anda akan dapat menyesuaikan diri dengan semua perubahan.


LANGKAH 3: PERFORMANCE

Saya percaya bahwa hampir semua yang anda perlu tahu tentang mengarahkan aktor dapat dijelaskan dalam tiga kata:

MOTIF MENENTUKAN PERILAKU

Ketika kita breakdown kata-kata ini, kita melihat bahwa:

MOTIF (dunia batin kita)
MENENTUKAN (kontrol)
PERILAKU (dunia luar kita)

Dan jika kita breakdown lebih jauh lagi, kita melihat bahwa:

Apa kebutuhan kita (MOTIF)
Akan memutuskan (MENENTUKAN)
Tindakan apa yang akan kita ambil (PERILAKU)

Salah satu tanggung jawab utama dari seorang sutradara adalah untuk membantu aktor mencapai performance yang realistis, dan seorang sutradara yang baik melakukan hal ini dengan "mendengarkan kebenaran" dan dengan selalu bertanya:

a. Apakah saya mempercayai mereka?

b. Apakah kata-katanya masuk akal?

c. Apakah karakternya dapat dipercaya?

Dan kunci untuk mendapatkan performance yang realistis dari aktor, adalah dengan memahami terlebih dahulu tujuan sebuah karakter.

a. Harus ada satu tujuan utama per karakter per adegan:
Apa yang mereka inginkan dalam adegan?

b. Tujuan harus jelas, singkat dan dinyatakan dalam satu kalimat sederhana:
 "Untuk mengetahui di mana senjata disembunyikan."

Bagaimana memilih tujuan:

a. Tanyakan kepada diri anda sendiri "Apa karakter yang diinginkan dalam situasi ini? "

b. Tujuan dari sebuah karakter harus menciptakan hambatan untuk karakter.

c. Lihatlah apa yang karakter lakukan (tingkah lakunya) daripada apa yang dia katakan.

d. Lihatlah apa yang terjadi dalam sebuah adegan, dan bagaimana akhirnya.

e. Lihatlah apa yang orang inginkan dari hidup: apa hal-hal yang membuat kita akan mengorbankan segalanya?

Dalam sebuah set, aktor ingin bekerja sama dengan sutradara yang mengerti kerentanan mereka, jadi sangat penting untuk membuat hubungan baik dengan setiap aktor dalam film Anda.

Dan apa yang aktor inginkan lebih dari apa pun dari hubungan dengan sutradara ini? KEPERCAYAAN!

Jika aktor merasa mereka tidak dapat mempercayai sutradara untuk mengetahui performance yang baik dari performance yang buruk, mereka akan mulai memonitor kinerja mereka sendiri dan mulai mengarahkan diri mereka sendiri: mereka akan menjadi "Direktur Proof!".

Ingat, untuk menemukan karakter mereka bermain, aktor harus menyerahkan sepenuhnya kepada perasaan dan impuls (gerak batin), dan sutradara yang baik adalah yang memahami kerentanan seorang aktor dan menciptakan tempat yang aman bagi mereka untuk perform.


LANGKAH 4. PRINSIP-PRINSIP MONTAGE

Salah satu elemen kunci menjadi seorang sutradara yang baik, adalah memahami "prinsip montase" – juxtaposisi (penjajaran) dari gambar untuk bercerita.

Pada tahun 1918, seorang pembuat film Rusia yang bernama Lev Kuleshov melakukan percobaan di mana dia membuat sebuah film pendek yang memperlihatkan shot wajah idola pertunjukan siang terkenal Rusia,  di-intercut dengan tiga shot lain: sepiring sup; seorang gadis bermain bola; seorang wanita tua di peti mati.

Dan Kuleshov memastikan bahwa shot aktor itu identik (dan kurang ekspresif) setiap kali ia memotong (cut) kembali kepadanya.

Film ini kemudian ditampilkan ke penonton yang benar-benar percaya bahwa ekspresi wajah aktor berbeda setiap kali ia muncul - tergantung pada apakah ia "melihat" piring sup, gadis kecil, atau peti mati wanita tua itu; menunjukkan ekspresi kelaparan, kebahagiaan atau kesedihan masing-masing.

Jadi, apa yang bisa dipetik dari eksperimen ini?

Dengan hati-hati menggunakan juxtaposisi gambar, pembuat film mampu menghasilkan emosi tertentu dari para penonton dengan memanipulasi performa aktor.

Sebagai sutradara film, memahami prinsip-prinsip montase akan membantu Anda untuk: membuat naskah yang lebih visual, untuk memutuskan penempatan kamera; untuk blocking sebuah adegan, dan untuk mendapatkan performa yang berlapis dari aktor.


LANGKAH 5: PSIKOLOGI KAMERA

Yang saya maksudkan dengan Psikologi Kamera ini adalah makna visual dari shot dan angle. Dengan kata lain, di mana Anda meletakkan kamera, bisa meningkatkan ataupun mengurangi  pemahaman penonton tentang suatu adegan, dan apa yang dirasakan karakter. Sebagai contoh:

Ada tiga sudut pandang untuk kamera:

a. Objektif: Titik pandang penonton. (Kamera ini ditempatkan di luar adegan.)

b. Subjektif: Kamera bertindak sebagai mata pemirsa. (kamera ditempatkan di dalam adegan)

c. Point of View: Apa yang dilihat seorang karakter. (Kamera adalah adegan itu sendiri.)

Penonton akan mengasumsikan bahwa setiap shot atau kata dalam dialog di sebuah film berlanjut pada sebuah ide sentral, karena itu, masing-masing shot yang Anda gunakan harus berkontribusi pada cerita atau ide yang coba anda sampaikan.

Karena emosi penonton adalah tujuan akhir dari setiap adegan, dimana Anda menempatkan kamera melibatkan pengetahuan tentang emosi apa yang Anda inginkan penonton untuk mengalami, di saat tertentu dalam adegan.

LANGKAH 6: DASAR TEHNIK BLOCKING DAN STAGING

Sangat sederhana, blocking adalah hubungan aktor ke kamera. Blocking bukan tentang mengkoreksi dialog yang benar atau membahas motivasi aktor - kecuali secara langsung melibatkan pergerakan aktor.

Saya sarankan Anda mulai berpikir blocking seperti koreografi dari tarian atau balet: semua elemen di set (aktor, extras, kendaraan, kru, peralatan, dll) harus bergerak harmonis antara satu sama lain.

Sebelum Anda mulai untuk membuat blocking plan, Anda harus mengetahui kelima hal ini:



a. Kapan, dan di mana, karakter terakhir terlihat?

b. Apa shot terakhir dari adegan sebelumnya?

c. Apa shot pertama dari scene yang Anda kerjakan sekarang?

d. Apa shot terakhir dari adegan Anda kerjakan sekarang?

e. Apa shot pertama dari adegan berikutnya?

Blocking Plan anda  juga akan ditentukan oleh:

a. Sudut pandang siapa yang sedang dinyatakan pada saat itu? (Apakah ini penulis, karakter atau sutradara?)

b. Apa jarak Anda dari subjek? (Apa ukuran shot:? dekat atau jauh)

c. Apa hubungan Anda dengan subjek? (Apa sudut pandang - pilihan Anda terhadap lensa)?

Sewaktu Anda mulai menyutradarai, blocking sebuah adegan bisa menjadi salah satu bagian yang paling sulit dari pekerjaan Anda. Tapi seperti hal lain dalam hidup, blocking membutuhkan latihan, dan ketika lebih banyak Anda melakukannya, akan menjadi lebih mudah.

LANGKAH 7: TEKNIS

Secara teknis, maksud saya segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat film!
(Lokasi, Sinematografi, Editing, Sound, Costumes, Stunts, dll)
.

Ya, saya tahu, saya menempatkan sebagian dari proses pembuatan film menjadi satu kategori, tapi tanpa memahami 6 langkah pertama dari rumus ini, Anda sedang mengatur diri untuk menjadi "pembuat film biasa-biasa saja "- yang menulis naskah unimajinatif dengan karakter yang tidak dapat dipercaya, dan akhirnya menciptakan film yang membosankan dan menjemukan.

Yang mengarah ke kutipan pembuatan film favorit saya dari sutradara legendaris Frank Capra: "Tidak ada aturan pembuatan film. Hanya dosa-dosa! Dan dosa utama adalah kebodohan."

Dari apa yang telah saya saksikan selama 37 tahun terakhir, saya percaya bahwa jika Anda mengikuti 7 langkah ini, Anda akan melihat bagaimana setiap sutradara, bahkan seseorang dengan sangat sedikit pengalaman, dapat membuat visual, film yang menarik dengan karakter yang dipercaya.

Dan jika Anda memiliki kisah yang memiliki tema universal, serta gairah untuk menceritakan kisah ini, Anda dapat membuat film, dengan bahasa anda sendiri, dan penonton di seluruh dunia akan menyaksikannya.

Itu pilihan Anda!




Diterjemahkan oleh Enviro Filmmaker